Top
Jumat, 16 Mei 2025 | Edukasi

Modul Ajar Harian ini dibuat khusus sebagai panduan guru dalam rangka Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2025, untuk jenjang PAUD 4-6 tahun dan SD kelas awal (1–2) dengan pendekatan deep learning, dilengkapi komponen Pembuka, Inti, dan Penutup: Hari Kebangkitan Nasional identik dengan semangat persatuan dan peran pendidikan dalam membangun bangsa. Mengapa semangat persatuan bangsa perlu diajarkan sejak dini? "Multicultural education is not just a subject matter but a holistic approach that strengthens tolerance, appreciation, and intercultural understanding. This is essential to build a young generation that values diversity and can live peacefully amid a diverse society." Dr. I Nyoman Subanda (2024), Undiknas Dr. Subanda menekankan bahwa pendidikan multikultural merupakan pendekatan holistik yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan tentang keberagaman, tetapi juga membentuk sikap toleransi, penghargaan, dan pemahaman antarbudaya. Mengajarkan semangat persatuan, apalagi seperti di Indonesia yang merupakan negara berbhineka, adalah hal yang penting guna membangun generasi muda yang menghargai keberagaman dan dapat hidup damai di tengah masyarakat yang majemuk. Mengapa peran penting pendidikan perlu ditanamkan kepada anak didik sejak dini? “One child, one teacher, one book, one pen can change the world.” - Malala Yousafzai, 2013 Malala Yousafzai kepada kita bahwa peran pendidikan sangat kuat dalam mengubah dunia. Anak didik juga bisa kita motivasi dan bisa kita beri pengertian bahwa setiap pengetahuan yang mereka dapatkan melalui pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik, baik bagi mereka pribadi maupun untuk dunia yang lebih luas. Berikut ini adalah modul ajar PAUD - SD yang bermanfaat untuk menumbuhkan semangat persatuan dan semangat belajar anak dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2025. A. Kegiatan Pembuka Salam dan doa pagi bersama Guru bertanya, “Anak-anak tahu nggak, hari ini hari apa?” Guru membaca menonton video dan membacakan pantun pendek tentang Hari Kebangkitan Nasional. Contoh pantun:Burung berkicau di pagi hari,Terbang bebas di atas angkasaHari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei,Mari semangat membangun bangsa wahai pemuda.Pemuda dulu punya semangat,Membangun bangsa dengan giat.Sekarang kita teruskan jalan,Bangkit bersama, penuh harapan. Melakukan diskusi ringan Menjelaskan bahwa tanggal 20 Mei adalah Hari Kebangkitan Nasional Menyebutkan tokoh seperti Dr. Sutomo dan organisasi Budi Utomo. Guru berkata, “Hari ini kita akan jadi anak Indonesia yang bersemangat seperti para pahlawan dulu!” B. Kegiatan Inti 1. Kegiatan untuk Anak Usia PAUD 4-6 tahun: Menyanyikan lagu kebangsaan sederhana: "Garuda Pancasila" / "Aku Anak Indonesia" Kegiatan seni: Membuat bendera merah putih mini dari kertas lipat/stik es krim Permainan kelompok: “Estafet Bendera” yang bermanfaat untuk menanam semangat kerja sama) Pawai Merah Putih mini: Berjalan keliling sekolah sambil membawa bendera kecil sebagai simbol semangat persatuan Lomba yel-yel "Bangkit Bersama": Membuat yel-yel sederhana secara berkelompok yang menyemangati teman-teman untuk rajin belajar dan saling membantu Mewarnai gambar pahlawan: Gambar tokoh Dr. Sutomo atau pemuda Indonesia sambil mendengarkan cerita tentang perjuangan mereka Membaca puisi tentang Kebangkitan Nasional. Berikut ini adalah contoh puisinya:Bangkitlah bangsa penuh harapan,Dengan semangat dan persatuan.Mari belajar, mari berkarya,Untuk Indonesia jaya selamanya. 2. Kegiatan untuk siswa SD kelas 1–2: Menonton video singkat: Tentang Hari Kebangkitan Nasional (animasi pendek) Proyek mini: Menulis/menggambar “Aku Ingin Membanggakan Indonesia dengan...” Permainan kerja sama: “Misi Pahlawan Kecil” (misal: menyusun puzzle lambang negara)Utomo untuk memahami semangat persatuan di masa lalu, secara berkelompok Diskusi dan poster “Makna Kebangkitan”: Berdiskusi tentang arti kebangkitan zaman sekarang lalu membuat poster ajakan semangat belajar dan cinta Indonesia Kuiz sejarah nasional: Menjawab pertanyaan kuiz ringan berisi pertanyaan tentang sejarah Budi Utomo, Dr. Sutomo, dan semangat kebangsaan Drama mini "Kebangkitan Pemuda": Memerankan tokoh Dr. Sutomo dan para pemuda. Berikut ini adalah contoh naskah dramanya:Dr. Sutomo: Wahai Pemuda, saatnya kita bangkit demi kemerdekaan bangsa!Pemuda: Kami siap, Dokter! Apa yang harus kami lakukan?Dr. Sutomo: Mari bersatu dalam Budi Utomo, untuk ilmu dan kemajuan Indonesia.Pemuda: Kita harus belajar, bekerja, dan saling menguatkan!Dr. Sutomo: Kebangkitan dimulai dari hati yang cinta tanah air.Pemuda: Kami akan teruskan perjuanganmu, dengan semangat yang sama.Dr. Sutomo: Jangan takut, bersama kita bisa!Pemuda: Hidup Indonesia! Kita bangkit untuk masa depan cerah! C. Kegiatan Penutup (Refleksi) Refleksi Bersama “Aku Bisa Bangkit”: Membagikan apa yang mereka pelajari hari ini dan bagaimana mereka bisa menjadi anak yang semangat dan pantang menyerah Menyanyikan Lagu Nasional: Menyanyikan lagu seperti Bangun Pemudi Pemuda atau Indonesia Raya untuk menutup kegiatan dengan semangat kebangsaan Pembagian Sertifikat atau Stiker “Pejuang Cilik”: Menerima simbol penghargaan sederhana sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka dalam kegiatan “Kemerdekaan itu bukan pemberian, tetapi perjuangan.” - Soekarno, 1945 Semoga dengan pembelajaran kita berikan anak Indonesia tetap semangat berjuang demi kemerdekaan Indonesia, bukan kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain, tapi juga kemerdekaan dari kemalasan, sikap egois, dan sikap tidak baik lainnya. Sumber referensi: Malala Yousafzai. Am Malala:, 2013 [1] Dr. I Nyoman Subanda. The Importance of Multicultural Education in Maintaining Harmony and Unity in Indonesia, 2024 [2] Soekarno, Indonesia Menggugat, 1945 [3]

Kamis, 15 Mei 2025 | Edukasi

Ayah Bunda sahabat Educa, si Kecil bisa belajar tentang pemandangan alam dan tempat wisata dengan LKPD PAUD. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKPD yang juga akrab disebut Lembar Kerja Anak / LKA adalah media belajar efektif untuk mempelajari aneka tema pembelajaran untuk anak usia dini, termasuk tentang pemandangan alam dan aneka tempat wisata. Baca juga: FREE Download Printable LKPD PAUD / TK : Pengembang Keterampilan Menulis dan Mengenal Benda Sekitar Apa manfaat pembelajaran tema pemandangan alam dan tempat wisata? "Ecotourism is viewed as a suitable context for disseminating knowledge about nature and promoting environmental values among tourists." King, H., García-Rosell, J.-C., & Noakes, S. (2020) Dalam penelitiannya, King, H., García-Rosell, J.-C., & Noakes, S.menjelaskan bahwa pembelajaran tentang alam cara yang baik untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam dan mempromosikan nilai-nilai lingkungan, misalnya tentang pentingnya merawat alam dan menumbuhkan sikap peduli pada kelestarian lingkungan. Baca juga: Aktivitas Anak PAUD - TK Belajar Alam Semesta: Mencegah Polusi Udara Berikut ini adalah beberapa subtema LKPD atau Lembar Kerja Anak yang bisa diberikan kepada si Kecil agar ia semakin cinta alam dan peduli tentang pentingnya memelihara kelestarian lingkungan. Tempat Ternama Dunia: Australia #2 Wild Animals Alert! Menyusuri Keindahan Alam Tempat Ternama Dunia: Asia Tempat Ternama Dunia: Eropa & Britania Raya #5 Tempat Ternama Dunia: Amerika #2 Tempat Ternama Dunia: Australia #2 Eksplorasi Kehidupan Laut Pemandangan Luar Rumah Suatu Hari di Peternakan #2 Indahnya Pemandangan Indonesia's Famous Landmarks World’s Famous Landmarks "Play is where children discover ideas, experiences and concepts and think about them and their consequences. This is where literacy and learning really begins." - Anne Haas Dyson (2009), Wikipedia Dyson menjelaskan bahwa bermain adalah sarana bagi anak-anak agar dapat menemukan ide, pengalaman, dan konsep, serta memikirkan konsekuensinya. Bermain bisa menjadi awal dari literasi dan pembelajaran yang sebenarnya. Kegiatan bermain dan menyenangkan lainnya, bisa mendukung anak dalam mengerjakan lembar kerja. Apa yang bisa dikerjakan bersama si Kecil sebelum mengerjakan lembar kerja anak? Bernyanyi bersama lagu bertema alam atau tempat wisata untuk membangun suasana belajar yang menyenangkan Bermain peran tentang kejadian di tempat wisata sederhana yang menggambarkan isi lembar kerja untuk membantu anak memahami konteks Membaca buku cerita bertema alam dan tempat wisata agar anak mendapatkan gambaran awal secara visual dan verbal Diskusi gambar atau video pendek bertema alam atau tempat wisata untuk memancing rasa ingin tahu dan keterlibatan anak. Baca juga: Modul Ajar 1 Bulan Tema Liburanku: Ke Tempat Wisata Alam, Budaya, dan Buatan - Kurikulum Deep Learning Apa yang bisa dikerjakan bersama si Kecil setelah mengerjakan lembar kerja anak? Menceritakan hasil kerja mereka untuk melatih kemampuan bercerita dan percaya diri Mewarnai atau menghias hasil lembar kerja agar lebih personal dan menyenangkan Bermain bebas bertema sesuai tema lembar kerja sebagai bentuk relaksasi sekaligus penguatan materi. Bagaimanapun, pembelajaran tentang alam dan tempat wisata akan menjadi lebih menarik bagi anak PAUD (usia 4-6 tahun) dan SD, bila Ayah Bunda mengajaknya ke tempat-tempat wisata alam dan edukatif. "Spending time in nature can build their confidence. There’s a lot less structure than most types of indoor play and they can choose how they interact with the nature around them." - Richard Louv (2005), Child Mind Institute Louv menekankan bahwa berinteraksi dengan alam memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan pengetahuan, rasa percaya diri, kemandirian, kreativitas dan kemampuan menyelesaikan masalah. RIRI: Cerita Anak Interaktif yang Bisa Menjadi Sahabat Berceria Si Kecil agar Semakin Cerdas Berkarakter     Sumber referensi:  Anne Haas Dyson. All Work and No Play Makes for Troubling Trend in Early Education, 2009. [1] King, H., García-Rosell, J.-C., & Noakes, S. Promoting Children-Nature Relations through Play-Based Learning in Ecotourism Sites. Journal of Teaching in Travel & Tourism, 20(3), 190–201, 2020. [2] Richard Louv. Last Child in the Woods: Saving Our Children from Nature-Deficit Disorder, 2005 [3]

Selasa, 13 Mei 2025 | Edukasi

Dongeng seru bertema “Bangun Pagi” berikut ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada anak usia dini akan pentingnya bangun pagi, yang merupakan salah satu pembiasaan penting yang perlu ditumbuhkan dalam diri anak. Pembiasaan bangun pagi juga merupakan salah satu dari 7 kebiasaan anak Indonesia hebat, seperti yang disosialisasikan Kemendikdasmen. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) secara resmi meluncurkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat itu adalah bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. - pdm.dikdasmen.go.id Bangun pagi adalah suatu kebiasaan yang baik dan perlu diajarkan kepada anak sejak usia dini. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh anak bila ia terbiasa bangun pagi. "We found that waking up earlier was strongly associated with better academic performance." - Jairo Hidalgo Migueles et al. (2020) Dalam penelitiannya Jairo Hidalgo Migueles menemukan bahwa anak-anak yang terbiasa bangun pagi cenderung lebih memiliki performa akademik yang lebih baik dan IQ yang lebih tinggi. Baca juga: Tidur Berkualitas Membuat Anak Menjadi Cerdas Salah satu cara menanamkan kebiasaan bangun pagi adalah melalui media dongeng. Berikut ini adalah beberapa dongeng yang bisa diajarkan kepada anak usia PAUD, khususnya yang berusia 4-6 tahun dan Sekolah Dasar, yang dilengkapi dengan pesan moral dan aktivitas interaktif yang bisa dilakukan setelah mendongeng. Dongeng 1: Tika dan Jam Tiktok Tika punya jam mungil dan lucu bernama Tiktok Setiap pagi, Tiktok berbunyi, “Tik tok tik tok! Saatnya bangun!” Namun, setiap Tiktok berbunyi, Tika menjawab, “Tunggu 5 menit lagi, Tiktok. Saya masih mengantuk” Ternyata, Tika baru terbangun lagi setelah 30 menit kemudian Tika terkejut, karena bangun terlambat, Tika menjadi terlambat sarapan dan tidak sempat bermain bersama teman-teman. 5 menit yang lalu, teman-teman Tika sudah menjemput Tika untuk bermain bersama Tiktok berkata, “Kalau kamu mau sehat dan selalu gembira, sebaiknya kamu biasakan bangun pagi setiap hari!” Sejak saat itu, setiap Tiktok berbunyi, Tika langsung terbangun, lalu merapikan tempat tidur, berdoa, mandi, sarapan, dan melanjutkan aktivitas lainnya. Sejak saat itu, Tika pun terlihat bahagia dan selalu bersemangat. Kegitan interaktif: Bermain peran sebagai Tika dan Tiktok dengan bergantian peran Mengurutkan gambar kegiatan pagi hari (bangun tidur, berdoa, mandi, sarapan, dll) Menjawab pertanyaan sederhana seputar isi dongeng Menyanyi lagu tentang bangun pagi bersama-sama Menggambar jam weker versi mereka sendiri dan memberinya nama. Baca juga: Bangun Pagi: Apa Manfaatnya Bagi Si Kecil? Apa Peran Orang Tua? Mengapa Penting untuk Anak Indonesia Hebat? 2. Dongeng 2: Ayi Tidur Terlalu Malam Ayi, si ayam jago biasanya bangun paling pagi dan berkokok setiap pagi hari. Suatu hari ia asyik bermain dengan ponselnya. Ia baru tertidur pada pukul 23.30 malam Pagi harinya, betapa kagetnya ia, saat hendak berkokok, “Ku… kuru…. (sejenak ia melihat jamnya yang sudah menunjukkan pukul 09.00).  Oh tidak… Saya sudah terlalu terlambat untuk berkokok" Teman-teman Ayi sudah bermain di pagi itu. Ayi juga sedih karena tidak bisa melakukan senam pagi bersama Ibu Guru dan teman-teman di sekolah Sejak saat itu, Ayi tidak mau tidur terlalu malam agar bisa bangun pagi. Ia juga tidak mau melewatkan salah satu cara ia membantu teman-teman, yaitu berkokok di pagi hari, agar teman-temannya tidak bangun terlambat. Akivitas Interaktif: Bermain peran sebagai Ayi dan teman-temannya yang sudah bangun pagi Menjawab pertanyaan: “Kenapa Ayi terlambat bangun pagi?” Lalu, mengajak anak berdiskusi Mengurutkan kegiatan pagi hari dari bangun tidur hingga siap sekolah dengan media gambar Menyanyikan lagu sederhana tentang pagi hari dan bangun semangat Membuat jam kertas dan menunjukkan pukul berapa mereka biasa bangun Bermain dengan alarm jam yang sudah di-setting alarmnya di jam 05.00 pagi. Baca juga: Kegiatan Ceria di PAUD saat Pagi Hari: Tips Jitu Pembangkit Semangat Belajar Anak 2-4 Tahun "With a single instance of storytelling lasting only about 20 minutes, we obtained a surprisingly strong change from a preference for non-healthy snack food towards a preference for healthy fruits or vegetables." - Werner Sommer, New York Post (2025) Dalam penelitiannya, Werner Sommer menemukan bahwa anak-anak yang mendengarkan dongeng tentang sayuran ajaib menunjukkan peningkatan signifikan dalam memilih camilan sehat seperti buah dan sayuran selama tiga minggu setelah sesi mendongeng. Hal ini menunjukkan bahwa dongeng dapat menjadi alat efektif dalam menanamkan kebiasaan makan sehat pada anak usia dini. FREE Download Printable LKPD PAUD / TK : Pengembang Keterampilan Menulis dan Mengenal Benda Sekitar Dengan menceritakan dongeng bertema bangun pagi dan melengkapinya dengan kegiatan interaktif, anak-anak akan semakin memahami pentingnya kebiasaan ini. Semoga dua dongeng di atas bermanfaat dalam menumbuhkan kebiasaan baik dan membantu anak menjadi pribadi hebat. Mari terus semangat mendukung "7 Kebiasaan Hebat Anak Indonesia Hebat" dari Kemendikdasmen. KABI (Kisah Teladan Nabi): Membantu Kembangkan Karakter Islami si Kecil dengan Cerita Animasi Para Nabi   Sumber referensi: Dirjen Kemendikdasmen. 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Menuju Indonesia Emas (2025) [1] Jairo Hidalgo Migueles et al. Associations of Sleep with Gray Matter Volume and Their Implications for Academic Achievement, Executive Function and Intelligence in Children with Overweight/Obesity [2] Werner Sommer et al. Surprising Strategy with 'Powerful Effects' Tricks Kids into Eating Fruits and Veggies: New Research (2025. [3]

Rabu, 07 Mei 2025 | Edukasi

Apakah acara perpisahan atau kelulusan di PAUD dan SD bisa menarik meski tanpa ada acara seremonial wisuda? Tentu bisa! Namun, tentu saja acara perlu disusun sedemikian rupa, sehingga acara kelulusan di PAUD dan SD bisa berlangsung dengan menarik dan bisa menjadi kenangan indah bagi siswa-siswi yang lulus. Bapak Abdul Mu'ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen, dilansir dari Detik.com (29/4/2025) mengatakan: "Sepanjang itu tidak memberatkan dan itu juga atas persetujuan orang tua dan murid, ya masa sih tidak boleh gitu kan.” Pernyataan Bapak Abdul Mu'ti menunjukkan bahwa kebijakan pendidikan sebaiknya fleksibel selama tidak memberatkan siswa dan sudah mendapat persetujuan dari orang tua dan murid. Ia menekankan pentingnya musyawarah dan kesepakatan bersama dalam mengambil keputusan lingkup sekolah. Baca juga: 14 Ide Judul LAGU PERPISAHAN SEKOLAH POPULER untuk PAUD / TK - SD 2024 Erika Christakis, dalam bukunya menjelaskan: “We have created a culture of performance in early childhood education, where even preschoolers are expected to participate in elaborate graduation ceremonies. This focus on performance detracts from the genuine learning experiences that young children need." Erika Christakis menunjukkan ketidaksetujuannya pada budaya upacara wisuda, karena budaya semacam ini bisa mengalihkan pada perhatian dari kebutuhan dasar dari anak-anak usia dini, yaitu bermain, bereksplorasi, dan belajar melalui kebiasaan sehari-hari sesuai tahap perkembangan. Guru PAUD dan SD sahabat Educa, bila Anda tidak mau mengikuti budaya “wisuda-wisuda-an” semacam ini, tentu masih bisa membuat acara kelulusan atau pelepasan siswa tetap menarik, menggembirakan, dan selalu terkenang. Salah satunya adalah dengan cara membuat rundown acara yang menarik. Berikut ini adalah salah satu contoh rundown acara kelulusan PAUD - SD dengan tema "Tetaplah Bersinar Para Bintang Kecil”. 1. Pukul 08.00 – 08.30 WIB: Kedatangan siswa, orang tua, dan semua tamu Orang tua dan anak-anak datang ke lokasi dan anak-anak diarahkan ke ruang tunggu atau tempat duduk yang telah disiapkan. Sambil menunggu, diputarkan musik latar anak-anak dan video perjalanan belajar mereka. 2. Pukul 08.30 – 08.45 WIB: Opening ceremony Acara dibuka dengan hangat dan ceria oleh pembawa acara (MC). Selanjutnya, peserta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars PAUD, lalu dilanjutkan dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh guru atau tokoh agama. Baca juga: Ide DEKORASI Acara PERPISAHAN PAUD / TK SESUAI TEMA Wisuda | LENGKAP dengan Alat, Bahan & Tutorial 3. Pukul 08.45 – 09.00 WIB: Sambutan dari para pemangku jabatan Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Sekolah sebagai pembuka. Setelah itu, perwakilan orang tua dan pihak yayasan atau pengelola sekolah turut memberikan sambutan. 4. Pukul 09.00 – 09.30 WIB: Pentas seni dan pertunjukan Rangkaian penampilan dimulai dengan tari pembuka seperti Tari Selamat Datang, diikuti puisi bersama atau pantun perpisahan. Anak-anak juga menampilkan drama atau dongeng bertema persahabatan atau mimpi masa depan, lalu ditutup dengan lagu perpisahan pilihan seperti “Terima Kasih Guruku.” 5. Pukul 09.30 – 10.15 WIB: Serah terima ijazah, medali / piala dan rapor. Para siswa, dengan mengenakan pakaian adat, dipanggil satu per satu ke panggung untuk menerima pengalungan medali dari kepala sekolah atau guru. Setelah itu, mereka menerima rapor dan sertifikat kelulusan, lalu dilanjutkan dengan sesi foto bersama, baik per anak dengan guru maupun foto seluruh kelas. Baca juga: Contoh Naskah Pidato saat Acara Perpisahan PAUD yang Menyentuh Hati | Kata Sambutan Pesta Kelulusan TK 6. Pukul 10.15 – 10.30 WIB: Pemutaran film kenangan Video dokumentasi kegiatan selama satu tahun diputar sebagai bagian dari acara. Video tersebut menampilkan momen anak-anak saat bermain, belajar, melakukan kunjungan, serta berisi ucapan mereka untuk guru dan orang tua, dengan iringan lagu yang dinamis, ada lagu melow, senang, semangat, dan lainnya agar menarik dan tidak membosankan. 7. Pukul 10.30 – 11.00 WIB: Penampilan guru dan kejutan dari siswa Guru menyanyikan lagu perpisahan sebagai ungkapan kasih dan kenangan. Anak-anak kemudian memberikan bunga atau hasil karya kepada orang tua dan guru, diikuti momen pelukan hangat dan salam perpisahan. Beberapa karya yang bisa menjadi pilihan antara lain: Lukisan atau gambar: Anak-anak bisa membuat lukisan atau gambar yang menggambarkan kenangan mereka bersama guru dan teman-teman di sekolah Handmade cards: Kartu ucapan terima kasih yang dibuat sendiri dengan gambar, warna, dan tulisan tangan anak-anak. Tulisan bisa berwujud syair atau puisi atau doa-doa pendek Bunga kertas: Membuat bunga dari kertas warna-warni yang dihias sendiri untuk diberikan sebagai simbol kasih sayang. Baca juga: PENTAS SENI Favorit di ACARA PERPISAHAN TK - PAUD, Agar Selalu Dikenang: Plus PANDUAN LENGKAP 8. Pukul 11.00 – 11.30 WIB: Acara bebas / ramah tamah Acara dilanjutkan dengan makan bersama snack atau konsumsi yang telah disediakan. Kemudian, ada sesi foto booth dan swafoto bersama keluarga dan guru, serta pengambilan souvenir kelulusan. Beberapa acara bebas lainnya yang bisa dipilih adalah: Bernyanyi bersama: Anak-anak, guru, dan orang tua bisa bernyanyi lagu-lagu ceria atau lagu perpisahan bersama-sama.Tebak-tebakan atau permainan sederhana yang berhadiah: Acara ini untuk memecahkan kebekuan dan menambah keceriaan Cerita lucu atau kenangan bersama: Siswa atau guru bisa berbagi cerita lucu atau kenangan manis selama di sekolah untuk membuat suasana lebih hangat Menari bersama: Siswa atau guru bisa melakukan gerakan dance sederhana yang menyenangkan, seperti tarian ceria atau gerakan bebas Membuat video bersama: Mengambil video spontan dengan grup, membuat kenangan yang menyenangkan dari acara santai tersebut, agar bisa diposting di media sosial pribadi atau sekolah. 9. Pukul 11.30 WIB – Selesai: Acara penutup Acara ditutup oleh MC dengan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi. Anak-anak dan orang tua kemudian meninggalkan lokasi dengan tertib. "Graduation ceremonies are a meaningful way to honour children’s achievements, engage families, and build excitement for the transition to primary school." - Little Champions (2025) Little Champions menjelaskan bahwa acara kelulusan yang direncanakan dengan baik dan seksama merupakan wujud apresiasi atas pencapaian siswa, ajang untuk mempererat bonding dalam keluarga, dan sarana untuk membangun semangat atau ketertarikan anak didik untuk melanjutkan pembelajaran ke jenjang yang lebih tinggi. Semoga rundown di atas bermanfaat bagi anak Indonesia dan membantu guru dalam mempersiapkan acara kelulusan atau perpisahan yang menarik serta menyenangkan. Dongeng RIRI (Cerita Anak Interaktif): Sahabat Mendongeng si Kecil Sumber referensi: Detik.com. Mendikdasmen Soal Wisuda di Sekolah Boleh Sepanjang Tak Memberatkan, 2025 [1] Erika Christakis. (2016). The Importance of Being Little: What Preschoolers Really Need from Grownups [2] Little Champions. Graduation Ceremonies and Transition to Primary School, 2025 [3].

Senin, 05 Mei 2025 | Edukasi

Belajar Matematika atau konsep berhitung dan mengenal angka pasti akan menjadi asyik bila dilakukan dengan kegiatan yang variatif. Salah satu kegiatan menarik untuk belajar Matematika adalah dengan media dongeng. "Mathematical language is a cornerstone of a child's mathematical development, and children can effectively acquire this language through storytelling with a knowledgeable and engaging partner." - Chao Zhang dkk, 2024 Dalam penelitiannya, Chos Zhang dkk menemukan bahwa anak-anak dapat meningkatkan kemampuan bahasa matematik secara efektif melalui kegiatan bercerita atau mendongeng. Aktivitas mendongeng bisa menjadi kekuatan untuk membuat pembelajaran matematika atau numerasi menjadi lebih menyenangkan dan bermakna bagi anak-anak. Baca juga: Numerasi di PAUD, Tak Hanya Tentang Angka. Apa Lagi? Bagaimana Mengajarkannya? Direktorat Sekolah Dasar Ditjen PAUD Dikdasmen Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengatakan pendidikan numerasi pada tingkat PAUD bukan hanya seputar angka dan hitungan. Disebutkan pula bahwa ada 5 lingkup atau fondasi numerasi di satuan PAUD - TK, yaitu pengenalan bilangan, geometri, pola, analisis data, serta pengukuran. Berikut ini adalah contoh dongeng menarik yang bisa diberikan kepada anak PAUD usia 4-6 tahun agar mereka semakin mengenal konsep 5 fondasi numerasi. 1. Pengukuran: Sepatu Baru Tata Tabita Tata Tabita ingin membeli sepatu baru. Ia melihat sepatu warna merah dan biru di sebuah Toko Nana Shoes. “Sepatu mana yang paling pas di kakiku ya?” tanya Tata. Ibu Nana, si penjual sepatu, membawa penggaris besar. “Ayo kita ukur dulu panjang kakimu,” kata Bunda. Kaki Tata panjangnya 17 cm. Sepatu yang pas adalah yang berukuran 18 cm. Tata senang karena sepatunya pas dan nyaman dipakai! Kegiatan praktik: Anak-anak didik mengukur panjang kaki teman menggunakan penggaris dan mencari sepatu yang sesuai dengan ukuran tersebut. Mereka juga mewarnai gambar sepatu sambil mengukur panjang dan lebar sepatu pada gambar dengan penggaris. Baca juga: BERMAIN dan Bereksplorasi dengan ANGKA 1 2 3 bersama Ayah Bunda | Pengembangan NUMERASI DASAR Anak 3-4 Tahun 2. Geometri: Petualangan Siti (si Kotak) dan Pepe (si Persegi) Siti, si segitiga, dan Pepe, si persegi, berjalan bersama di hutan. Siti berkata, "Aku punya tiga sisi dan tiga sudut, lihat betapa tajamnya!" Pepe dengan bangga menjawab, "Aku punya empat sisi yang lurus dan empat sudut yang tajam." Mereka melihat pohon yang berbentuk bulat dan mulai membandingkan bentuknya. Siti mencoba memasuki rumah Pepe, tapi dia tidak bisa masuk karena terlalu kecil. Pepe pun memutuskan untuk mencoba masuk ke rumah Siti, tetapi juga tidak muat. Mereka tertawa dan belajar bahwa bentuk-bentuk itu sangat berbeda. Meskipun berbeda, mereka tetap bisa bermain bersama dengan bahagia. Kegiatan praktik: Setelah mendengarkan cerita, anak didik dapat bermain mencocokkan bentuk dengan benda-benda di sekitar mereka, seperti mencari benda berbentuk segitiga, persegi, dan bulat. Kemudian, mereka bisa menggambar bentuk-bentuk tersebut dan memberi warna sesuai imajinasi mereka. Baca juga: Membangun KEMAMPUAN DASAR LITERASI dan NUMERASI sesuai KURIKULUM FUL FUL PAUD 2024 3. Pola: Pola-Pola di Alam Semesta Siti dan Pepe sedang berjalan di taman dan melihat bukit yang tinggi dan rendah, bergelombang. "Lihat bukit ini, ada pola tinggi dan rendah, tinggi dan rendah!" kata Siti senang. Pepe melihat rumput di sekitarnya yang memiliki pola runcing, "Rumput ini juga punya pola runcing seperti segitiga!" Mereka berjalan lebih jauh dan menemukan benteng besar dengan tembok kotak-kotak. "Benteng ini punya pola kotak-kotak, lihat, ada yang besar dan kecil!" kata Pepe. Siti ikut mengamati dan berkata, "Setiap benda punya pola yang berbeda, ya!" Mereka mencoba membuat pola sendiri dengan batu dan daun, mengikuti pola yang mereka lihat. Siti dan Pepe belajar bahwa pola ada di mana-mana, bahkan di alam dan bangunan! Kegiatan praktik: Anak didik menemukan pola-pola di sekitar ruang kelas, misalnya pagar, ubin, motif-motif baju atau benda lain, serta pola lainnya. Setelah itu, mereka menebalkan pola garis putus-putus pada lembar kerja 4. Menghitung: Menghitung Mainan Suatu hari, Siti dan Pepe bermain sedang bermain. Setelah selesai bermain, mereka ingin merapikan mainan bersama, sambil menghitung mainan yang mereka punya. "Mari kita hitung berapa banyak mobil yang kita punya!" kata Siti. Mereka menghitung bersama, "Satu, dua, tiga, empat!" Pepe kemudian melihat boneka, "Sekarang kita hitung boneka!" Mereka menghitung boneka, "Satu, dua!" Siti mencatat jumlah mobil dan boneka di kertas. "Kita punya lebih banyak mobil daripada boneka!" kata Pepe. Mereka belajar bahwa menghitung dan melihat perbedaan itu menyenangkan! Kegiatan praktik: Anak didik menghitung jumlah mainan yang ada di sekitar mereka, seperti mobil dan boneka. Kemudian, mereka bisa mencatat hasil hitungan dan membandingkan jumlah mainan yang berbeda, seperti menghitung mobil dan boneka di kelas atau di rumah. Baca juga: 15 Permainan MUDAH untuk Mengembangkan LITERASI NUMERASI Anak Usia 3 Tahun 5. Pengenalan bilangan: Angka Seperti Apa? Siti dan Pepe sedang bermain di taman sambil mengenal angka. "Lihat, angka 1 itu seperti tiang bendera yang tinggi!" kata Siti sambil menunjuk tiang bendera di dekat mereka. Pepe tersenyum, "Angka 2 itu seperti bebek yang sedang berenang, ada lengkungan tubuhnya!" Mereka melihat bebek di kolam dan membandingkannya dengan angka 2. Siti menunjuk awan yang berbentuk melengkung dan berkata, "Angka 3 itu seperti bentuk awan yang lembut." Pepe tertawa dan berkata, "Angka 4 seperti kursi terbalik, punya empat kaki yang lurus!" Mereka berdua berlari ke tempat duduk yang mirip angka 4 dan mencoba duduk di sana. Siti dan Pepe belajar bahwa angka-angka itu bisa terlihat di sekitar mereka dengan cara yang menyenangkan! Kegiatan praktik: Menebalkan bentuk angka 1 pada gambar tiang bendera dan bentuk angka lainnya pada lembar kerja. Anak didik bisa diajak pula bernyanyi lagu “Angka Seperti Apa?” "Schools must teach students numeracy. Numeracy learning should be fun so that students are interested." - Cheung et al. Kegiatan pengembangan kemampuan numerasi haruslah menyenangkan. Karena kegiatan yang menyenangkan bisa meningkatkan minat belajar anaak didik, dan secara otomatis dapat meningkatkan kemampuan numerasi mereka. "Everyday activities like counting, looking at shapes, and talking about sizes also help children develop early numeracy and maths skills. Talking, everyday activities, play and reading help your child develop communication, imagination and other skills for understanding maths concepts." - Raising Children Network, 2024 Aneka kegiatan sehari-hari seperti menghitung, mengamati bentuk, dan berbicara tentang ukuran membantu anak-anak mengembangkan keterampilan numerasi awal. Selain itu, berbicara, bermain, dan membaca juga membantu anak mengembangkan keterampilan komunikasi, imajinasi, dan keterampilan lain untuk memahami konsep matematika. Kegiatan belajar numerasi dengan media dongeng yang dilanjutkan dengan variasi kegiatan lainnya (dengan topik yang masih berhubungan), akan membuat anak didik memiliki kesempatan untuk mengembangkan aneka kecerdasan lainnya. Selamat mencoba! Ajak si Kecil Belajar dan Bermain dengan Gims Edukatif Keren: Marbel TK PAUD    Sumber referensi: Hana Dewi Kinarina Kaban. Kemendikdasmen sebut Pendidikan Numerasi PAUD Bukan Soal Angka & Hitungan, 2024 [1] Chao Zhang, Xuechen Liu, Katherine Ziska, dkk. Mathemyths: Leveraging Large Language Models to Teach Mathematical Language through Child-AI Co-Creative Storytelling, 2024 [2] Cheung et al. School Strategies for Improving Student Literacy, 2025 [3] Raising Children Network. Maths & Numeracy Skills: Babies & Toddlers [4]

Rabu, 26 Maret 2025 | Edukasi

Modul Ajar Tema Makanan Tradisional ini cocok diajarkan saat anak-anak merayakan lebaran. Modul ajar atau RPP Harian ini dikhususkan untuk siswa PAUD usia 4-6 tahun atau SD kelas 1-3. Mengapa anak-anak perlu mengenal aneka makanan tradisional, khususnya yang sering disajikan di hari Idul Fitri? Ibu Venti Diana Novitasari Meirina Lani Anggapuspa mengatakan bahwa "Mengenalkan makanan tradisional khas sejak dini ke anak-anak bertujuan supaya nantinya mereka mampu melestarikannya sebagai budaya warisan luhur agar tidak hilang ditelan zaman." Selain itu, tentu saja siswa juga diajak untuk makin mencintai budaya Indonesia dan mengenal aneka makanan sehat. Biasanya, makanan tradisional terbuat dari bahan alam serta bahan-bahan yang sehat lainnya. Berikut adalah modul ajarnya: Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Makanan Adat - Tema Negaraku Kurikulum Merdeka Belajar A. Kegiatan Pembuka Guru menyapa siswa dengan ramah dan mengajak siswa menceritakan pengalaman mereka saat merayakan Lebaran dengan pertanyaan pemantik: Siapa yang berkunjung ke tempat saudara atau eyang ketik liburan Lebaran? Makanan apa saja yang disajikan saat itu? Makanan tradisional apa yang kalian makan? Guru menunjukkan gambar atau video tentang makanan tradisional, misalnya opor ayam, rendang sapi, sambal goreng ati, ketupat, dan lainnya. Guru mengajak siswa menceritakan tentang makanan tradisional yang dinikmati ketika merayakan Lebaran Baca juga: Modul Ajar PAUD Topik: AKU CINTA BANGSAKU, Sub Topik PERMAINAN TRADISIONAL Indonesia | RPPH Kurmer TK Usia 4-5 Tahun B. Kegiatan Inti Bermain tebak-tebakan dengan media gambarSiswa menunjukkan gambar makanan tradisional dari berbagai daerah dan mengajak siswa untuk menebaknya. Memotong ketupatSiswa secara mandiri memotong ketupat dan membelahnya menjadi beberapa bagian, lalu meletakkannya dalam sebuah piring. Guru membantu menuangkan kuah opor ke dalam piring. Bermain peranDalam permainan drama, siswa memperagakan adegan sebuah keluarga yang sedang merayakan Lebaran. Percakapan sederhana yang diucapkan pemeran bertema makanan tradisional. Membuat ketupat dari pitaSiswa membuat karya berbentuk ketupat dengan bahan pita. Membuat puzzleKumpulkan dan cetak gambar aneka makanan tradisional dari Google Image. Siswa mencetak lalu memotong-motong gambar tersebut menjadi beberapa bagian. Cerita interaktifSiswa mendapatkan aneka gambar bertema lebaran. Siswa menceritakan gambar yang ia dapatkan. Menggambar dan mewarnaiSiswa menggambar dan mewarnai aneka gambar bertema Islami atau Lebaran. Memasak makanan tradisionalSiswa memasak bersama guru aneka makanan tradisional yang mudah dimasak. Makan bersamaSiswa membawa makanan tradisional dari rumah untuk dimakan bersama di sekolah. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran C. Kegiatan Penutup (Refleksi dan Penugasan) Guru bertanya kepada siswa beberapa pertanyaan di bawah ini: Apakah makan tradisional kesukaan kalian? Apa yang kalian pelajari pada pembelajaran ini? Mengapa kita harus bangga dengan makanan tradisional di Indonesia? Mengapa Indonesia memiliki banyak makanan tradisional? SIswa mendapatkan penugasan dari guru, misalnya: Menulis cerita atau menggambar dengan tema makanan tradisional kesukaanku. Pada pembelajaran selanjutnya siswa akan Menceritakan tentang makanan tradisional tersebut. Membuat video pendek tentang makanan tradisional favorit. Membawa makanan tradisional untuk dinikmati bersama. Mewarnai gambar makanan tradisional. Melalui sebuah penelitian yang telah dilakukan, Titi Nurohmah menyimpulkan bahwa: "90% orang tua mengetahui makanan tradisional Sunda, dan 55% di antaranya pernah menyajikannya dalam hidangan sehari-hari.  Penelitian ini menyoroti peran penting orang tua dalam memperkenalkan makanan tradisional Sunda kepada anak-anak sejak dini sebagai upaya pelestarian budaya. Selain menyajikan makanan tradisional dalam hidangan sehari-hari, orang tua juga bisa memperkenalkannya dengan mengajak anak berbelanja makanan tradisional, memasak makanan tradisional bersama, dan lainnya. Baca juga:PANDUAN Praktis Anak dalam KUNJUNGAN KELUARGA saat Lebaran agar Semakin BERMAKNA | Untuk Usia PAUD dan SD Seperti dalam modul ajar di atas, siswa tidak hanya diajak untuk belajar di sekolah. Namun, mereka juga diajak untuk belajar dari rumah bersama orang tua. Semoga dengan kerja sama yang solid, guru dan orang tua bisa melestarikan hasil budaya daerah dengan mengajak siswa belajar dan bermain dengan tema makanan tradisional. MARBEL TK DAN PAUD: Aplikasi belajar anak disajikan dalam tema yang menarik dan lengkap     Sumber Referensi: Venti Diana Novitasari & Meirina Lani Anggapuspa. (2022). Perancangan Buku Ilustrasi Makanan Tradisional Khas Kota Surabaya untuk Anak Usia 9-12 Tahun [1] Titi Nurohmah. (2022). Peran Orang Tua dalam Mengenalkan Makanan Tradisional Sunda pada Anak Usia Dini [2]

    • ...